Cari Blog Ini

Jumat, 01 Januari 2010

dikutip dari web STIETN :


PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KOLAM TERPAL

Oleh : Ahmaddin Margolang, S.Pi



A. Pendahuluan

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan jenis ikan yang termasuk dalam famili Claridae dan genus Clarias. Ikan lele dumbo ini merupakan ikan air tawar yang menyenangi air tenang. Spesies ini merupakan saudara dekat lele lokal (Clarias batrachus) yang selama ini dikenal, sehingga ciri-ciri marfologinya hampir sama. Ikan ini merupakan hasil perkawinan silang antara lele afrika dan lele Taiwan. (Khairuman dan Amri, 2002).

Ikan lele dumbo memiliki kecepatan tumbuh yang relative cepat yaitu umur 3 bulan pemeliharaan sudah layak panen.

Ikan lele dumbo memiliki prospek yang cukup baik, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya penjaja pecel lele di pinggir jalan, di pasar-pasar lokal selalu terdapat penjual lele dumbo yang kapasitas penjualannya lebih banyak disbanding ikan-ikan lain (hasil pengamatan di pasar RS).

B. Kolam Terpal

Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam gali maupun kolam semen. Kolam karpet pertama kali dicoba dan diciptakan oleh Bapak Mujarob, seorang petani di pedesaan wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada tahun 1999. Karpet yang dibutuhkan untuk membuat kolam ini adalah jenis terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran. Ukuran terpal yang di sediakan oleh pabrik bermacam ukuran sesuai dengan besar kolam yang kita inginkan.

Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif.

Keuntungan lain dari kolam terpal adalah :

1.Terhindar dari pemangsaan ikan liar

2.Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air maupun panen. Selain itu untuk mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan.

3.Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro,

4.Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan seragam.

C. Petunjuk Cara Awal Pengisian Air dan Bibit

Untuk mendapatkan lele yang berkualitas dan hasil yang memuaskan maka kondisi kolam harus disesuaikan dengan habitat yang disukai lele.

1.Langkah Pertama

Bagian dalam kolam terpal dicuci dengan kain atau sikat untuk menghilangkan bau lem atau zat kimia yang dapat mematikan bibit ikan. Setelah itu kolam dikeringkan selam satu hari, barulah kolam diisi dengan air setinggi 30 cm. Kedalaman tersebut sangat ideal bagi bibit yang sewaktu-waktu bergerak kepermukaan air. Air yang telah diisi dibiarkan selama seminggu.

2.Langkah kedua

Selanjutnya disiapkan bibit sebanyak 2000 ekor ukuran 3 – 5 cm. Untuk ukuran kolam 3 m x 4 m x 1 m. Pemakaian bibit sebaiknya ukuran yang telah memakan pellet butiran (F 999). Hal ini untuk mempermudah dalam pemeliharaan dan pemberian makan, agar tidak terjadi banyak kematian. Bibit yang baru dibeli (baru tiba) jangan langsung dimasukkan kedalam kolam Bibit yang ada dalam bungkusan plastic dimsukkan ke dalam ember kemudian ditambahkan air kolam sedikit demi sedikit, penambahan air tersebut dilakukan hingga 3 kali. Agar bibit lele dapat beradaptasi dengan suhu air di dalam kolam.

D. Perawatan Lele dumbo dalam Kolam Terpal

Perawatan ikan lele di kolam terpal pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan di kolam lainnya. Beberapa perawatan lele yang perlu diperhatikan dalam kolam terpal adalah sebagai berikut :

1.Penambahan air dan Pergantian air

Bila air dalam kolam terpal berkurang karena proses penguapan maka tambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Penambahan air dilakukan dari tinggi air 30 cm hingga menjadi 80 cm. secara bertahap setiap bulannya (dalam sebulan air perlu ditambah 15 – 20 cm).

Pergantian air dilakukan saat air mulai tampak kotor (hal ini ditandai dengan ikan mulai menggantung). Pegantian air sampai umur 2 bulan biasanya dilakukan 2 kali. Kemudian di bulan ketiga dilakukan 2 minggu sekali (hal ini dilakukan karena pada bulan ketiga pemberian makan semakin banyak dan populasi ikan semakin padat). Pergantian air dengan cara membuka saluran pengeluaran (paralon) hingga air tinggal sedikit (hamper kering). Pada saat pergantian air biasanya dilakukan penyortiran dengan memisahkan ikan yang pertumbuhan sangat cepat.. Bila setelah pergantian air dilakukan beberapa hari kemudian air kelihatan coklat dan berbau anyir maka perlu dilakukan penambahan dan pengurangan air (sirkulasi air masuk dan keluar).

2.Pemberian Pakan

Pemberian pakan lele dumbo harus disesuaikan dengan besar mulut ikan. Pakan yang diberikan adalah pakan dari pabrik Untuk kegiatan pembesaran ikan maka pemberian pakan awal adalah f 999 sampai umur ikan 2 minggu, kemudian 781-2 sampai umur ikan 2 bulan dan 781 sampai umur ikan siap panen yaitu 3 bulan. Perbandingan hasil panen dengan pakan yang diberikan adalah 1 : 1 (konfersi pakan 1 kg menghasilkan 1 kg daging ikan). Bahkan ada petani yang konfersi pakannya 0,8 : 1 artinya 0,8 kg pakan menghasilkan 1 kg daging ikan.

Penekanan biaya pakan yang diberikan dapat dilakukan dengan cara memberikan pakan tambahan berupa usus ayam dan keong mas saat ikan berusia 1 bulan samapai 3 bulan.

Pemberian bangkai ayam atau usus ayam haruslah yang masih segar kemudian direbus lalu diberikan ikan . Sedangkan pemberian pakan keong mas dilakukan dengan cara merebus keong mas didinginkan dan kemudian dicungkil daging keong mas dengan lidi atau paku lalu diberikan pada ikan sesuai dengan kebutuhan.

Untuk memenuhi kebutuhan pakan lele dalam usaha makro, sebaiknya pakan pellet tersebut harus dibuat sendiri . Akhirnya dari uraian tentang pakan lele perlu digaris bawahi upaya yang harus dilakukan yaitu menekan pengeluaran biaya pembelian pakan untuk memaksimalkan perolehan hasil usaha.

E. Panen

Panen ikan lele dikolam terpal dapat dilakukan dengan cara panen sortir atau dengan panen sekaligus (semua).

Panen sortir adalah dengan memilih ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi (dipasarkan) biasanya ukuran 5 samapai 10 ekor per kg. atau sesuai dengan keinginan pasar, kemudian ukuran yang kecil dipelihara kembali.

Panen sekaligus biasanya dengan menambah umur ikan agar ikan dapat dipanen semua dengan ukuran yang sesuai
Syarat hidup di kolam


1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, berlumpur, subur, dan tidak porous (melalukan air).

2. Lahan ideal untuk budi daya lele adalah sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolam kebun, dan blumbang.

3. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.

4. Ketinggian tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.

5. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.

6. Lokasi kolam hendaknya di tempat yang teduh tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.

7. Pertumbuhan lele optimal pada suhu 20°C atau antara 25-28°C. Anak lele tumbuh baik pada kisaran suhu antara 26-30°C dan suhu ideal untuk pemijahan 24-28°C.

8. Lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin oksigen.

9. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan yang dapat mematikan ikan.

10. Perairan ideal untuk lele adalah yang banyak mengandung nutrien dan bahan makanan alami, dan bukan perairan yang rawan banjir
budidaya lele sangkuriang akhir akhir ini mulai banyak diminati. mulai dari pensiunan jendral, bos BUMN, pensiunan sampai dengan pemula. mengapa ? 
ada 2 jawaban :
1. relatif mudah dikembangkan
2. permintaan yang cukup besar di wilayah JABOTABEK sendiri.

permasalahan yang timbul biasanya adalah pengadaan dan pengolahan lahan, angka kematian bibit yang tinggi dan ongkos pakan yang tinggi. bagi pemula disarankan memulai dengan bibit yang dalam jumlah sedikit dulu seperti 1000 ekor dan pelajari step-step mulai dari pembesaran (pemeliharaan) sampai dengan pemasaran.
jika bisa melewati masa kematian bibit yang kadang cukup tinggi, masalah selanjutnya adalah biaya pakan yang tinggi. angka kematian yang tinggi bisa di minimalisir dengan memahami cara ternak yang benar. untuk informasi mengenai cara ternak yang benar bisa dicari melalui buku2 atau internet atau datang langsung ke peternak yang sudah sukses.

media pemeliharaan ada 3 macam yaitu: kolam semen, kolam tanah dan terpal.
masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. menurut saya yang paling sederhana adalah yang menggunakan kolam terpal. kendalanya jika pengolahan air tidak baik maka bibit akan banyak mati. kolam tanah memiliki keunggulan angka kematian yang rendah hanya saja perlu pemeliharaan yang intensif. kolam tembok juga baik tetapi biaya pembuatannya paling tinggi.

--to be continue--